PHILADELPHIA — Menyusul serangkaian serangan baru-baru ini dan tindakan kebencian lainnya terhadap anggota masyarakat Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik (Asian American and Pacific Islander – AAPI) di seluruh Amerika Serikat, Komisi Hubungan Manusia Philadelphia, Komisi Walikota untuk Urusan Asia Pasifik Amerika, Komisi Walikota untuk Urusan Imigran Afrika dan Karibia, Komisi Walikota untuk Pria Afrika Amerika, Komisi Walikota untuk Urusan LGBT, Komisi Walikota untuk Penyandang Disabilitas, Komisi Urusan Berbasis Keyakinan dan Antaragama, Komisi untuk Perempuan Philadelphia, Komisi Pemuda Philadelphia, dan Komite Penasihat Milenial menerbitkan pernyataan berikut ini:

“Dalam setahun terakhir ini akibat munculnya xenofobia dan rasisme tidak dapat ditoleransi yang dipicu oleh ketakutan terkait virus korona dan diperburuk oleh pemerintahan presiden sebelumnya, masyarakat Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik di berbagai penjuru negara ini mengalami peningkatan eksponensial dalam tindakan kebencian dan kekerasan. Penargetan rasial terhadap warga Asia Amerika dan Kepulauan Pasifik bukanlah hal baru. Kita telah melihat pengesahan Undang-Undang Pengecualian Warga Tiongkok tahun 1882, hukuman mati massal terhadap 18 pria dan anak laki-laki warga Tiongkok di luar penjara Los Angeles pada tahun 1871, penahanan 120.000 orang warga Jepang Amerika yang tidak bersalah selama Perang Dunia II, dan penargetan yang melanggar hukum terhadap warga Asia Selatan dan Muslim Amerika setelah 9/11. Kita diingatkan bahwa rasisme yang dialami banyak orang saat ini merupakan cerminan dari prasangka yang sudah lama terjadi dan upaya mencari kambing hitam yang telah berlangsung dari generasi ke generasi.

“Pada tanggal 26 Januari 2021, Presiden Biden menerbitkan memorandum yang mengakui peran pemerintah federal sebelumnya dalam mendorong sentimen merugikan yang ditujukan pada masyarakat AAPI. Presiden Biden, dalam memorandumnya, juga mengutuk rasisme, xenofobia, dan bentuk kebencian lainnya yang menyasar masyarakat AAPI. Presiden Biden meminta pemerintah federal untuk secara proaktif bermitra dengan lembaga negara bagian dan lokal guna mencegah diskriminasi, perundungan, pelecehan, dan tindak pidana kebencian terhadap individu AAPI, dan untuk memperluas pengumpulan data dan pelaporan publik terkait insiden kebencian terhadap individu tersebut. Kami menghargai perubahan sikap di tingkat pemerintahan federal ini, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

“Sayangnya, bahkan di sini di Philadelphia, telah terjadi serangan verbal dan fisik, serta insiden rasisme lainnya, yang ditujukan pada warga Asia Amerika. Pada tahun 2020, Komisi Hubungan Manusia Philadelphia (Philadelphia Commission on Human Relations – PCHR) menerima 28 laporan tindakan kebencian terhadap anggota masyarakat AAPI — 19 insiden dikonfirmasi sebagai insiden kebencian atau bias, mewakili 34 persen dari total 56 insiden kebencian atau bias yang dikonfirmasi oleh lembaga tersebut. Baru minggu lalu, kami mengetahui tentang laporan mengenai hidangan dengan nama yang menyinggung perasaan — ‘COVID Mac’ — yang sepertinya telah dicantumkan dalam menu di bisnis setempat. Dan meskipun tampaknya item tersebut telah dihapus, jelas terlihat bahwa kepedihan ini telah menimpa masyarakat Asia di Philadelphia akibat insiden ini dan insiden lainnya. Tindakan rasisme dalam bentuk apa pun — eksplisit atau implisit — tidak dapat dan tidak akan ditoleransi di Philadelphia. Tindakan semacam itu mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat AAPI kita sendiri dan berkontribusi pada iklim xenofobia dan intoleransi lebih besar, yang bertentangan dengan kemampuan masyarakat multibudaya untuk membangun kohesi, saling menghargai, serta pada akhirnya perdamaian dan kemakmuran.

“Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan anggota masyarakat AAPI Philadelphia tentang sumber daya yang tersedia bagi mereka. Jika Anda menjadi korban tindak pidana apa pun, Anda harus segera menghubungi 9-1-1 untuk melaporkannya dan mendapatkan bantuan lebih lanjut, seperti perawatan medis dan layanan korban. Penjurubahasaan tersedia saat menggunakan layanan 911 atau layanan Pemerintah Kota, dan masyarakat berhak menerima layanan ini dalam bahasa mereka sendiri. Anggota masyarakat juga dapat melaporkan insiden kebencian atau bias dengan menghubungi Komisi Hubungan Manusia Philadelphia (PCHR) di 215-686-4670 atau pchr@phila.gov. Laporan ini dapat dibuat secara anonim melalui hotline PCHR di 215-686-2856 dalam berbagai bahasa. PCHR melacak insiden dan mungkin menanggapi tindakan bias dalam berbagai cara, termasuk mengatasi ketegangan dalam masyarakat melalui diskusi yang difasilitasi, mediasi, atau teknik lain untuk memulai proses penyembuhan dengan semua pihak yang terkena dampak dan mengoordinasikan tanggapan yang bermakna dengan berbagai masyarakat dan mitra Pemerintah Kota. Ketika tindakan diskriminatif terjadi di tempat kerja, tempat tinggal, atau tempat akomodasi publik, PCHR juga dapat menegakkan undang-undang antidiskriminasi Pemerintah Kota.

“Kami juga mendorong warga untuk melaporkan pengalaman kebencian dan intoleransi kepada database pelaporan Stop AAPI Hate (Hentikan Kebencian AAPI) nasional, yang menerima laporan insiden dalam berbagai bahasa AAPI. Pencatatan kisah AAPI secara nasional membantu anggota masyarakat untuk sembuh secara bersama-sama dari trauma akibat viktimisasi, serta sering kali diabaikan dan dirugikan secara lebih lanjut oleh lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk menjamin keadilan.

“Kebencian dan rasisme dalam semua bentuknya yang penuh tipu muslihat tidak memiliki tempat di Philadelphia. Komisi Hubungan Manusia Philadelphia, Komisi Walikota untuk Urusan Asia Pasifik Amerika, dan komisi penasihat walikota lainnya, menantikan upaya yang dilakukan di masa mendatang untuk mengakhiri setiap tindakan kebencian dan diskriminasi terhadap individu berdasarkan ras, etnis, negara asal mereka, atau aspek lain dari identitas mereka. Ketika Pemerintah Kota terus bekerja menuju masa depan yang lebih berkeadilan bagi penduduknya, kami harus memastikan bahwa semua masyarakat yang terkena dampak dilibatkan dan bahwa keprihatinan unik mereka didengarkan dan ditangani.”

###